Kamis, 08 November 2012

Ketika Sawah Disulap Menjadi Lapangan

TNC. Musim panen sudah berlalu, sawah ladang kini dalam keadaan kosong dan kering tanpa tanaman. Keadaan tersebut dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat Kelurahan Rabadompu Barat tepatnya yang berada di area persawahan So Tolo Kawinda. Sawah dan ladang tersebut, mendadak disulap menjadi "lapangan dadakan". 

Setiap setelah musim panen, terutama musim panen ketiga. Sawah dan ladang yang tidak digunakan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk berkumpul sekedar bercengkrama dan juga berolahraga. Setiap sore, ramai masyarakat berkumpul di sekitar So Tolo Kawinda untuk bermain sepakbola dan voli, karena memang permainan seperti ini tidak membutuhkan tempat ataupun lapangan yang besar dan juga sudah menjadi olahraga favorit warga.

Pemanfaatan lahan persawahan dan juga ladang sebagai lapangan dadakan ini, terutama setelah selesai panen merupakan tradisi ataupun kebiasaan yang sudah dilakukan setiap tahun dimasyarakat, khususnya di Rabadompu Barat. Kegiatan tersebut biasanya terjadi sekitar bulan Oktober-November.

Rabu (7/11) ketika crew TNC mengunjungi tempat tersebut, Lisa seorang ibu rumah tangga mengungkapkan "ini sudah menjadi tradisi kita setiap akhir musim panen setiap akhir tahun masyarakat sekitar memanfaatkan lahan persawahan sebagai tempat untuk bermain bola maupun voli selain itu kami lakukan sebagai cara menyambut hujan" ungkapnya.

Tidak hanya masyarakat sekitar area persawahan So Tolo Kawinda yang berkumpul di "lapangan dadakan" ini, namun masyarakat dari lingkungan yang lain juga ikut berkumpul disini. Tepatnya masyarakat yang ada di kampung Rato, Rade dan Deilakeu, masyarakat tersebut datang untuk bermain volly dan juga sepakbola plastik, ataupun sekedar bercengkrama dengan teman-teman yang ada di sekitar "lapangan dadakan" tersebut.

Selain untuk tempat bermain, "lapangan dadakan" ini juga dimanfaatkan sebagian warga untuk berjualan. Aneka makanan rumahan dijual disini, seperti krupuk, bibi kandoa (bakwan sayur), jalankote (pastel) dan juga mie goreng yang diberi kuah air cabe.  Ina Ma, salah satu pedagang mengaku senang dengan adanya "lapangan dadakan" tersebut. "setiap tahun saya jualan disini (lapangan dadakan), karna ramai dan dekat rumah, dari pada saya keliling kampung keuntungannya sama saja, tapi ini sedikit tidak capek" katanya. alamsyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...