Selasa, 24 September 2013

Profil Ndano Na'e Kelurahan Ntobo

TNC. Ndano Na'e merupakan suatu kampung yang sangat terpencil yang berada di Kelurahan Ntobo, Kecamatan Raba, Kota Bima. Butuh waktu 1-2 jam dari Ndano Na'e untuk sampai ke pusat kota. Walaupun terpencil namun kampung ini cukup menyimpan banyak potensi yang sayang jika dilewatkan. Berikut beberapa informasi yang dihimpun oleh crew TNC ketika mengikuti Jelajah di Ndano Na'e, Minggu (22/9) bersama Komunitas Jelajah Bima, Kampung Media Kota Bima dan juga crew pembuat film Dokumenter.

  1. Ndano Na'e merupakan sebuah perkampungan kecil yang berada di sebelah Timur laut Kota Bima, berbatasan dengan kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Letaknya yang sangat terpencil, membuat kampung ini sedikit terisolasi. Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang buruk, menyebabkan akses masyarakat sangat terganggu.
  2. Nama kampung Ndano Na'e berasal dari adanya kubangan kerbau yang cukup besar yang ada di kampung tersebut. Ndano dalam Bahasa Indonesia berarti Kubangan dan Na'e berarti Besar. akhirnya kampung ini diberi nama Ndano Na'e.
  3. Warga Ndano Na'e pada dasarnya berasal dari warga Desa Ntobo dan Desa Ntoke. Karena mereka sering mengembalakan kerbaunya disini, jadilah mereka tinggal dikampung tersebut. Ada 4 orang yang awalnya mendiami kampung ini, yaitu Ama Tima, Ama Hami, Ama Ni, dan Ama Jawa.
  4. Ndano Na'e tidak memiliki fasilitas kesehatan, dibutuhkan waktu 30 menit dengan menggunakan sepeda motor dan sekitar 1 jam jalan kaki untuk menuju pelayanan kesehatan terdekat. Tidak ada tenaga kesehatan dikampung ini, hanya ada dukun yang terlatih oleh tenaga kesehatan.
  5. Warga Ndano Na'e belum menikmati listrik, hanya ada bantuan jenset yang hanya bisa menerangi beberapa rumah. 
  6. Walau tinggal diatas gunung, namun air di kampung ini selalu tersedia sepanjang tahun, karena disekitar Ndano Na'e terdapat 2 mata air, yaitu mata air kancale yang berjarak 4 km. dan kakama yang berjarak 6 km. untuk mengalirkan air, masyarakat menggunakan pipa hasil bantuan Kimpraswil dan Dishut. 
  7. Ndano Na'e terdiri dari 1 RW dan 2 RT. jumlah penduduk di kampung ini sekitar 100 lebih KK dengan jumlah jiwa sekitar 200-300 jiwa. jumlah pemilih pada pemilihan walikota kemarin sekitar 161 pemilih. 
  8. Kondisi jalan yang rusak parah menjadi hambatan tersendiri untuk warga Ndano Na'e. dibutuhkan biaya 50 ribu untuk ongkos kendaraan (ojek) menuju pusat kota. 
  9. Hanya ada 1 madrasah ibtidaiyah di kampung ini, namun dengan kondisi jalan yang rusak, guru-guru banyak yang jarang masuk. 
  10. Terdapat 1 gunung yang cukup angker di Kampung ini, namanya Gunung Tonggo. Tidak ada yang mengganggu tempat ini, khususnya dipuncak gunung tempat beberapa pohon besar tumbuh. tidak ada yang berani mendekat, apalagi menebang pohon yang ada di puncak gunung tersebut. Karena masyarakat percaya, gunung tersebut memiliki prafu yang dalam bahasa Indonesia berarti Penunggu gunung tersebut. Karena jika diganggu atau ditebang pohon yang ada di puncak gunung tersebut, maka bencana akan melanda, dan hal itu sudah pernah terjadi, sehingga masyarakat semakin percaya dengan mitos tersebut. 
  11. Pada musim tanam, ada tradisi yang cukup unik dan lain dari daerah lain yang ada di Bima. Kesenian Sagele (tarian menyambut musim tanam) merupakan kesenian yang ada di beberapa daerah di Bima, namun uniknya di Ndano Na'e ini, Sageledilakukan dengan iringan gambo (gambus). Sagele biasanya tidak diiringi musik, namun hanya di Ndano Na'e ini yang dilakukan dengan iringan musik. 
Itulah beberapa data-data dan informasi yang berhasil dihimpun crew TNC dalam perjalanannya menjelajahi Ndano Na'e bersama komunitas jelajah. Selain menggali potensi yang ada di Ndano Na'e, tim juga memberikan bantuan kepada beberapa warga di kapung tersebut. alimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...