Rabu, 14 Agustus 2013

Hadrah Kurang Gairah.?

sumber foto; alan malingi
TNC. Hadrah merupakan kesenian Khas Bima yang telah mendapat pengaruh agama Islam dan berkembang pesat pada abad ke-16. Hadrah merupakan kesenian yang sering ditampilkan pada acara Wa'a Co'i (Pengantaran mahar) dan juga sunatan serta khataman Al-Qur'an. Dijaman modern ini, sanggar hadrah sudah jarang ditemui, bahkan pelaku kesenian hadrahpun lebih banyak yang lanjut usia dibanding yang usia dewasa ataupun remaja. Untuk itu Kesenian Hadrah perlu untuk dilestarikan sebagai salah satu aset dan identitas sebuah daerah.

Generasi muda saat ini tentu sangat jarang yang menaruh minat pada alat musik ataupun kesenian tradisional, mereka cenderung menggandrungi kesenian modern seperti yang terjadi pada saat ini. Tak ingin melihat kesenian Hadrah punah tergerus jaman, pemuda dan remaja yang tergabung dalam Remaja Masjid Lailatul Qadri (RMLQ) melalui Ketuanya Alimin Ach, yang juga merupakan Motivator Kampung Media Tembe Nggoli (TNC) Mencoba untuk mengangkat kembali kesenian hadrah agar dikenal dan dicintai oleh masyarakat terutama generasi Muda.

"kalau kita biarkan saja, lama-lama kesenian kita akan habis" ungkap jebolan IPB Bogor ini. Sebagai langkah awal untuk memperkenalkan dan mengangkat kembali kesenian Hadrah ini, RMLQ telah melakukan kerjasama dan kesepakatan dengan tokoh hadrah yang ada di Kelurahan Rabadompu Timur untuk mengajarkan Kesenian Hadrah kepada santri dan remaja yang ada di Kelurahan Rabadompu Timur.

Untuk mengangkat kembali Kesenian Hadrah, RMLQ berusaha untuk mengajarkan Hadrah kepada santri dan juga seluruh pengurus. Ketua RMLQ, Alimin Ach mengungkapkan "beberapa hari kemarin kami telah melakukan kerjasama dengan tokoh-tokoh Hadrah yang ada disini (Rabadompu Timur-red) untuk mengajarkan santri dan kami sebagai pemuda tentang kesenian hadrah ini. Bulan oktober nanti, rencananya kami dari RMLQ dan juga TNC, mungkin juga akan dibantu oleh teman-teman Komunitas Kampung Media Kota Bima akan mengadakan Festifal Budaya Islam. Kami harap hadrah ini bisa juga ditampilkan" ungkapnya.

Seperti yang diungkapkan oleh H. M. Saleh, salah satu tokoh Hadrah ini mengaku masyarakat sudah jarang memakai Hadrah, orang yang belajar Hadrahpun sangat jarang. "orang sekarang sudah tidak mau repot, maunya yang praktis, karena mereka banyak yang sibuk" ungkapnya.

Kesenian Hadrah merupakan kesenian yang terdiri dari 3 buah Arubana (rebana) dan 6-12 orang penari. syair yang dinyanyikanpun biasanya dalam bahasa arab. Dalam kesenian Hadrah juga berisi Dzikir-dzikir yang memuji Allah SWT dan juga Nabi Muhammad SAW.

Penabuh Rebana Biasanya terdiri dari orang tua dan penarinya adalah remaja. Namun kadang kala, karena keterbatasan orang, penari sering kali diisi oleh orang tua, karena jarang remaja yang manaruh minat pada Kesenian Hadrah ini. alimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...