TNC. Sedih, iba, kecewa, marah dan sedikit tidak percaya, itu yang saat ini saya rasakan. Sebagai orang yang lahir, tumbuh dan besar dari tanah Bima, hati terasa perih melihat tanah kelahiran, harus terus menerus dilanda konflik. Damailah Bimaku Tercinta.
Selasa siang (2/10), rumah-rumah yang ada di Desa Godo hangus dibakar massa. Kejadian yang bermula dari kasus dibunuhnya salah satu warga samili oleh warga godo, berujung pada dimuni hanguskannya rumah warga Godo oleh warga Samili.
Godo dan Samili adalah desa yang bertetangga, Tidak pernah ada riwayat kedua desa yang masuk dalam Kecamatan Woha Kabupaten Bima ini, terlibat dalam bentrokan ataupun permusuhan sebelumnya.
Dalam seminggu terakhir, setidaknya sudah 3 kali terjadi bentrokan antar warga. Kasih sayang antar tetangga, seakan sirna. Tetanggaku musuhku, mungkin itu sekarang yang menjadi moto warga. Konflik yang terjadi, terkadang hanya dilatarbelakangi oleh hal sepele.
Sebesar-besarnya masalah, pasti ada jalan keluarnya. Kekerasan dan emosi, tentu bukan jalan keluar. Kekerasan hanya akan mebawa trauma, belum lagi korban jiwa dan juga harta benda. Sampai kapan Bima terus seperti ini, Hidup dibawah bayang-bayang permusuhan antar kampung.
Saya mungkin hanya salah satu dari warga Bima, warga yang tidak memiliki daya apa-apa untuk merubah Bima menjadi lebih baik. Saya hanya bisa berdo'a dan berjuang sebisa mungkin untuk menjadikan Bima lebih baik. Semoga kejadian seperti ini, tidak terulang lagi dikemudian hari. Semoga balas dendam, tidak menjadi budaya yang perlu dilanggengkan.
Alimin Ach
Dosen, Jurnalis, dan Aktifis LSM
Selasa siang (2/10), rumah-rumah yang ada di Desa Godo hangus dibakar massa. Kejadian yang bermula dari kasus dibunuhnya salah satu warga samili oleh warga godo, berujung pada dimuni hanguskannya rumah warga Godo oleh warga Samili.
Godo dan Samili adalah desa yang bertetangga, Tidak pernah ada riwayat kedua desa yang masuk dalam Kecamatan Woha Kabupaten Bima ini, terlibat dalam bentrokan ataupun permusuhan sebelumnya.
Dalam seminggu terakhir, setidaknya sudah 3 kali terjadi bentrokan antar warga. Kasih sayang antar tetangga, seakan sirna. Tetanggaku musuhku, mungkin itu sekarang yang menjadi moto warga. Konflik yang terjadi, terkadang hanya dilatarbelakangi oleh hal sepele.
Sebesar-besarnya masalah, pasti ada jalan keluarnya. Kekerasan dan emosi, tentu bukan jalan keluar. Kekerasan hanya akan mebawa trauma, belum lagi korban jiwa dan juga harta benda. Sampai kapan Bima terus seperti ini, Hidup dibawah bayang-bayang permusuhan antar kampung.
Saya mungkin hanya salah satu dari warga Bima, warga yang tidak memiliki daya apa-apa untuk merubah Bima menjadi lebih baik. Saya hanya bisa berdo'a dan berjuang sebisa mungkin untuk menjadikan Bima lebih baik. Semoga kejadian seperti ini, tidak terulang lagi dikemudian hari. Semoga balas dendam, tidak menjadi budaya yang perlu dilanggengkan.
Alimin Ach
Dosen, Jurnalis, dan Aktifis LSM
Amien...
BalasHapusSemoga Cepat ada jalan keluar yang terbaik....
aamiin,,sekarang mungkin sudah da titik terangnya,,karna pemda juga siap membantu warga godo bangun kembali rumahnya,,
Hapus