Selasa, 02 Juli 2013

Penobatan Sultan Bermuatan Politik.?

TNC. Senin (1/7) kemarin, panitia penobatan Sultan Bima ke-16 mengadakan jumpa pers di Museum Samparaja Bima. Jumpa pers tersebut dihadiri langsung oleh Ruma Mari sebagai ketua panitia, dan juga Ketua KNPI Kabupaten Bima, Ferdiansyah atau yang akrab disapa Dae Ade. Beberapa hari belakangan ini, ada beberapa pihak yang menilai bahwa kegiatan ini bermuatan politik, namun Dae Ade dengan tegas membantah bahwa ini tidak ada kaitannya dengan politik. "pro kontra pasti ada, kenapa kita pilih tahun ini, karena menghindari dampak politik" jelasnya.


Acara penobatan Sultan Bima ke-16 ini memang sedikit memiliki aroma politik yang sangat kuat, itu setidaknya anggapan sebagian kecil masyarakat yang ada di Bima. Hal ini diperkuat karena Sultan Bima ke-16 yang akan dilantik adalah Bupati Bima saat ini, yaitu H. Ferry Zulkarnain, ST. Apalagi sebentar lagi masyarakat Bima akan dihadapkan dengan pesta Pemilu Legislatif 2014 dan Pilkada Kabupaten Bima di tahun 2015.

Ketika memasuki sesi tanya jawab, insan pers yang hadir langsung berebut untuk mengajukan pertanyaan. Salah satu wartawan online menanyakan kenapa harus dilakukan di 2013, dan kenapa tidak dilakukan pada tahun sebelumnya dan juga tahun-tahun yang akan datang.

Dengan tegas Dae Ade menjawab bahwa ini untuk menghindari dampak politik dan juga persiapan untuk kegiatan festival keraton yang akan dilaksanakan di Bima pada tahun 2014. "kenapa tidak dilakukan tahun-tahun sebelumnya, karena untuk mengangkat Sultan itu tidak sembarangan, pada tahun 2002 kita sudah angkat Dae Ferry menjadi Jena Teke dan sekarang moment yang tepat untuk diangkat menjadi Sultan" jelasnya. "pada tahun 2014 kita akan mengadakan festival keraton se nusantara dan diadakan di Bima, Kenapa sekarang, supaya nanti pada saat festival keraton kita sudah punya Sultan" sambungnya.

Ketua Panitia, Ruma Mari menambahkan bahwa kenapa tidak dilantik pada saat Sultan ke-15 wafat, karena pada saat itu, DPRDlah yang akan melantik, namun pelantikan itu akhirnya urung dilaksanakan, sehingga sekaranglah waktu yang tepat untuk penobatan Sultan. "waktu Sultan Abdul Kahir II meninggal, yang melantik Sultan itu adalah DPRD, namun belum terlaksana" jelasnya.

Manfaat dari acara penobatan sultan ini tidak luput dari perhatian insan pers yang hadir. apa kontribusinya kegiatan ini.?. Dengan tegas Dae Ade kembali menjawab bahwa setiap kegiatan pasti ada pro kontranya dan dampak positif dan negatifnya. Dae Ade mencontohkan bahwa dampak positifnya adalah perputaran ekonomi pada pelaksanaan kegiatan. "dampak positifnya salah satunya adalah perputaran roda ekonomi, kita contohkan pada festifal budaya nanti malam, pasti banyak yang datang dan bisa kita bayangkan perputaran uang yang akan terjadi" jelasnya.    

Penobatan Sultan Bima ke-16 yang juga saat ini menjabat sebagai Bupati Bima, menjadi sebuah tanda tanya bagi masyarakat dan juga insan pers. Ketika Sultan dilantik, nanti fungsinya apa.? setidaknya itu pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu wartawan yang hadir dan juga mungkin menjadi pertanyaan banyak pihak. menanggapi pertanyaan tersebut, Ruma Mari dengan tenang menjawab bahwa Sultan itu sejatinya adalah mitra pemerintah, karena Sultan saat ini sudah tidak punya rakyat lagi. "Sultan itu menjadi mitra pemerintah yang membantu pemerintah, terutama di bidang budaya" jelasnya. alimin

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...