Selasa, 08 Januari 2013

Gelisah Di Musim Hujan

TNC. Awal tahun 2013, hujan turun seakan tiada henti-hentinya di Kota Bima, tidak terkecuali di Kelurahan Rabadompu Barat. Bagi sebagian orang, hujan adalah berkah, ya memang seperti itu adanya, tapi jika berlebihan, itu malah akan menjadi sebuah bencana, sepeti banjir dan tanah longsor. Walaupun saat ini curah hujan masih dalam kisaran normal, tapi itu tetap menjadi sebuah tambahan beban untuk Ama Di, kok bisa.?

Ama Di merupakan salah satu Petani yang memiliki sawah di area persawahan So Tolo Kawinda Kelurahan Rabadompu Barat. Disetiap musin hujan, rasa gelisah dan khawatir selalu menyelimuti kakek yang berusia sekitar 65 tahun ini. Bagaimana tidak, setiap hujan datang, sawah milik Ama Di selalu digenangi air, sehingga merusak padi yang ada di sawah tersebut. "Setiap tahun selalu seperti ini, ya mau bagaimana lagi" ratapnya.

Sawah Ama Di terletak di ujung sisi barat area persawahan, dan berbatasan dengan rumah warga. Letaknya yang sedikit lebih rendah dari sawah yang lain, bahkan letaknya sejajar dengan parit, sehingga air yang mengalir di parit, akan langsung masuk kedalam sawah milik Ama Di. "Kalau hujan begini, air selalu tergenang di sawah saya, padi-padi pada rusak, makanya hasil panen saya selalu lebih sedikit dibanding petani yang lain" ungkapnya.

Bukan hanya hasil yang sedikit, tetapi beban kerjapun semakin bertambah. Bagaimana tidak, padi-padi yang rusak tentu akan diganti dengan bibit padi yang baru, sehingga akan menambah beban pekerjaan Ama Di. "Biasanya awal tanam saja padi itu rusak karena genangan air, kalau ada yang rusak saya ganti dengan yang baru, bibitnya saya minta sama petani yang lain yang memiliki kelebihan bibit, kalau tidak ada, ya terpaksa saya tanam bibit yang baru" jelasnya.

Tidak berhenti sampai disitu, ketika padi Ama Di tumbuh besar dan berisi, padi yang ada di sawah sekitarnya sudah mulai dipanen, dan biasanya, padi di sawah Ama Di yang paling terakhir dipanen, dan jaraknya bisa 1-2 minggu dari panen petani yang lainnya, itu menjadi beban tersendiri bagi Ama Di, karena setiap hari harus menjaga padi tersebut dari gangguan burung-burung. "saya biasanya panen paling terakhir, biasanya seminggu setelah yang lain panen, kalau sudah begitu, saya harus terus mengawasi padi agar tidak habis dimakan burung" ungkapnya. alimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...