Jumat, 03 Agustus 2012

Dendang Dawai Asmara Subuh

TNC. Imsak, Imsak, Imsak,! suara peringatan tanda waktunya imsak datang dari penjuru masjid. Saatnya berhenti makan sahur dan mempersiapkan diri untuk shalat subuh. hhmm, degup jantung rasanya sudah mulai lebih kencang dari sebelumnya. Subuh adalah waktu yang paling dinanti di waktu bulan Ramadhan. Karena selepas shalat subuh, saatnya dawai-dawai asmara mulai berdendang.


Jalan-Jalan subuh sekedar menghirup udara segar menuju mata air Oi Mbo merupakan aktifitas yang rutin dilakukan di bulan Ramadhan, terutama di kelurahan Rabadompu dan sekitarnya. Bukan hanya menghirup udara segar, subuh juga merupakan ajang untuk sekedar saling menatap muka, terutama untuk para remaja yang sedang dimabuk asmara. Di jaman yang masih miskin tekhnologi, tidak banyak cara untuk melepas kangen ataupun untuk mencari pasangan bagi para remaja, shalat subuh dan shalat taraweh adalah salah satu medianya. 

Dinginnya subuh seakan tak berarti bila dibandingkan dengan besarnya hasrat untuk bertemu sang pujaan hati. Selepas shalat subuh, tibalah saat yang dinanti. Pandangan melayang ke segala arah, mencari dimana sang pujaan hati. Degup jantung semakin kencang dikala gadis yang ditunggu datang. 

Mulailah dawai-dawai asmara berdendang ditemani dinginnya udara subuh. Sepanjang perjalanan, hanya lirik-lirik cinta yang terdengar. Hati semakin berbunga-berbunga dibuatnya, dawai-dawai asmara dikala subuh telah mampu membuat perasaan melayang ke langit ketujuh. Seakan dunia milik berdua, dikala dawai asmara itu dilantunkan berdua. Dikala berdua, tak ingin rasanya melihat mentari, tapi apa daya, sinar mentari seakan menjadi pertanda bahwa kebersamaan harus diakhiri, saatnya menghitung waktu untuk menunggu subuh esok kembali menyapa.

Kini, di era tekhnologi yang menyambar dari segala penjuru, kebiasaan itu sudah hilang. Tak ada lagi semangat menunggu subuh, tak ada lagi degup jantung yang semakin kencang dikala selesai shalat subuh. Tak ada lagi dawai-dawai asmara disepanjang perjalanan. Teta, salah seorang tokoh agama dan masyarakat di lingkungan Lewiloa mengaku "sudah tidak ada lagi kebiasaan kita jalan-jalan subuh, padahal itu sehat buat semua orang" akunya. 

Ramadhan yang dulu dengan sekarang sudah jauh berbeda, tekhnologi membuatnya semakin mudah dan semakin terlena. Handphone dan Internet merupakan pembeda yang paling nyata. Ukasiar, yang beberapa waktu lalu masih merasakan dawai-dawai asmara dikala subuh mengungkapkan "sekarang dengan HP, facebook, dan twitter, kita sudah bisa melepas kangen. Tapi beda dengan dulu, ada semangat untuk shalat subuh, sekarang remaja mending tidur" ungkapnya.

Kebiasaan baik, hendaknya bisa selalu dipertahankan. Jika itupun hilang, hendaknya bisa diganti dengan kebiasaan baru yang sama bermanfaatnya bahkan lebih bermanfaat. Tapi sekarang justru kebalikannya, dawai asmara subuh sudah hilang, remaja yang shalat subuh sudah mulai sedikit bahkan tidak ada. Digantikan dengan berdiam diri di depan komputer, sambil chatting dengan gadis pujaan, serta berboncengan menuju tempat sepi nan romantis untuk merajut cinta. 

Mudah-mudahan kebiasaan baik ini bisa muncul kembali, dengan harapan remaja yang memakmurkan masjid akan semakin banyak, amin. alimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...