Minggu, 12 Agustus 2012

Nyanyian Penyemangat di Tengah Sawah

TNC. So Tolo Kawinda di Kelurahan Rabadompu Barat baru saja selesai masa panen. Dibandingkan hasil panen pertama, hasil di panen kedua ini cukup bagus. Pada musim panen ketiga, biasanya petani menanam kedelai dan ada juga yang menanam padi, khususnya di area sawah yang rendah dan mudah mendapatkan air. Pada musim taman, ada suatu yang unik dari tingkah laku para petani. Terdengar suara-suara nyanyian yang mengiringi mereka menanam. Ini lain dari biasanya, nyanyia yang ceria dan menghibur. mmmm, penasaran juga mendengarnya.


Mungkin orang berpendapat bahwa bernyanyi adalah salah satu hobi dan obat strees. Kadang  bernyanyi kita lakukan di rumah maupun di panggung hiburan. Namun lain halnya dengan yang dilakukan oleh para petani pada saat menanam kedelai di lingkungan So Jati Doro Kumbe Kel Rabadompu Barat.

Sebut saja Ibu Hadijah atau Ina Ija, untuk menghilangkan rasa haus dan lapar di tengah-tengah terik matahari, ibu 1 anak ini bernyanyi dengan merdunya yang disambut dengan sorakan rekan-rekannya. Saat ditemui oleh crew TNC, dengan ramah dan senyum lebar beliau mengatakan "saya lakukan ini untuk menghilangkan rasa panas, haus dan lapar sekaligus menghibur rekan-rekan saya" katanya. 

Tidak banyak nyayian-nyayian seperti ini terdengar di tengah sawah. Karena biasanya menamam padi dilakukan oleh banyak orang. Biasanya dalam 1 hari, 1 orang bisa menanam padi ataupun kedelai di 3 petak sawah yang berbeda. Sehingga jarang sekali mereka meluangkan waktu untuk bernyanyi, karena mereka serius untuk mengejar target pekerjaan. 

Pada bulan Ramadhan, tentu lain ceritanya, mungkin nyayian ini hanya ada di bulan Ramadhan. Ini tentu untu menghilangkan rasa haus dan lapar, tapi juga bisa menjadi hiburan dan alat pemersatu diantara petani. Ahmad, salah satu petani mengatakan "dengan bernynyi kita tidak merasa lagi bekerja, ini juga menyemangati teman-teman" katanya

Bernyanyi di tengah sawah sambil berjoget rasanya aneh, dan jarang dilakukan. Namun ini juga bisa menjadi sesuatu hal baru yang positif dan perlu ditiru. Tentu ini adalah wadah untuk kebersamaan dan mencintai kesenian daerah. Terbukti mereka melakukan tarian adat dan juga menirukan suara alat musik daerah Bima. Ahmad melanjutkan "yang kami nyanyikan adalah rawa mbojo (lagu Bima), ada yang menirukan suara biola, suling dll. Ini untuk membuat kami semangat" lanjutnya. alamsyah
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...