Rabu, 09 Mei 2012

Siagian, Atlet Bridge Tertua di NTB

TNC. Pernah dengar olahraga bridge.? olahraga yang dimainkan oleh 4 orang dengan menggunakan 1 set kartu ini mungkin kurang familiar di telinga masyarakat, khususnya di Kota Bima. A. Siagian, BSC adalah salah seorang yang pertama kali memperkenalkan bridge di Kota Bima. Saat ini usianya sudah 78 tahun, dan menjadi atlet bridge tertua di NTB. Walau sudah lansia, beliau masih aktif bermain dan menjadi atlet bridge Kota Bima. Ayah 7 anak asal Dolok Ilir, Sumatera Utara ini menjelaskan "sejak tahun 60an saya sudah main bridge sampai sekarang" jelasnya. 


Dekade 60an hingga 80an, bridge sangat populer di Bima (dulu belum dimekarkan-red). Hal itu tidak lepas dari tingginya dukungan pemerintah. Pada dekade tersebut, bridge sangat digemari oleh Koramil, Dandim, Kapolres, bahkan Bupati. Dukungan pemerintah inilah yang menyebabkan bridge pada saat itu sangat populer. Lulusan Penilik Kesehatan Jakarta tahun 1960 ini menjelaskan "dulu yang main bridge itu koramil, dandim, kapolres, bahkan bupati. Bridge dulu sangat berkembang, atletnya ada 40 orang" jelasnya.

Prestasi beliau tidak diragukan lagi di olahraga bridge. A. Siagian, BSC yang akrab dipanggil "Papi", bisa dijuluki "Raja Bridge" di Bima ini. Hampir disetiap kejuaraan bridge, beliaulah yang menjadi juaranya. Dengan prestasi dan dedikasinya yang tinggi, kakek 78 tahun yang saat ini tinggal di Penaraga-Kecamatan Raba ini, perlu mendapat penghargaan dan apresiasi dari GABSI (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia) dan juga pemerintah Kota Bima. Seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris GABSI Kota Bima, Arif Hidayat, SE, M.Ap bahwa "Beliau ini adalah atlet bridge tertua di NTB, atlet tertua di Indonesia usianya 80 tahun dan sudah meninggal, mungkin saja beliau ini juga adalah yang tertua di Indonesia. Beliau perlu diberikan penghargaan khusus. Beliau juga bisa menjadi panutan dan memotivasi atlet yang ada" ungkapnya. alimin.     

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...