Selasa, 08 April 2014

Golput Apa Suudzan

KM TNC. Berikut salah satu ungkapan dosen senior STKIP Taman Siswa Bima Damhuji salah satu dosen senior dijejaring sosial facebook Senin (07/04) tentang Golput atau Suudzan, beliau menceritakan "Satu minggu terakhir ini saya sering diskusi politik dengan mahasiswa" ungkapnya
Beberapa diantara mereka ada yang tak tertarik dengan politik. ketika ditanya kenapa kalian tak tertarik dengan politik? yaa nggak tertarik aja. "Apakah kalian sudah punya pilihan untuk dicoblos pada tanggal 9 April nanti?" lanjut beliau. nggak punya pilihan pak karena saya Golput. Kenapa kalian Golput? yaa suka2 kita dong pak.

Itu salah satu ungkapan para mahasiswa, ternyata mereka tak punya alasanya yang jelas. saya melihat mereka ini memang tak mau repot dan tak suka berpikir buat kemaslahatan bersama. Mereka memiliki kemampuan berpikir yang terbatas. Mereka juga tak memiliki kemampuan untuk menilai dan memilih mana sosok yang mumpuni.

Mereka sudah terlanjur menganggap bahwa semua Caleg tak ada yang berkualitas tanpa mau mengkaji dan memahaminya terlebih dahulu. Betapa berbahayanya adik-adik ini memiliki prasangka buruk / Suudzan sama orang lain.. Bukankah prasangka buruk itu sangat tercela dan menutup ruang dan kesempatan untuk lahirnya pemimpin-pemimpin hebat. Sikap inilah yang membuat daerah kita tak pernah melahirkan pemimpin daerah yang hebat. Kapan daerah kita bisa melahirkan pemimpin seperti Jokowi, Tri Rismaharini, Ridwan Kamil, Nurdin Abdullah, Sutoyo, dll Kalau prasangka buruk ini terus dipelihara.

Sahid asal Parado memberikan komentar "Ada beberapa hal menurut saya, mengapa masyarakat enggan menggunakan hak pilihnya pada pemilu Legislatif : Pertama, adanya kekecewaan terhadap anggota dewan yang terpilih karena tidak mampu memenuhi harapan mereka; Kedua, Prilaku anggota dewan yang hedonis (walaupun tdk semua); Ketiga, Praktek KKN makin merajalela dan sistematis(oleh oknum anggota dewan); Keempat, Prilaku amoral dari oknum anggota dewan, dll. Hal ini semua akan merusak citra Dewan secara kelembagaan dan mempengaruhi pilihan masyarakat" ungkapnya.

Lain halnya Abdul Barry "saya sebenarnya tidak mendukung golput,tapi yang pernah saya tau dalam sejarah pergerakan mahasiswa indonesia ,mulai pemilu pertama kalau tidak salah tahun 55, golput merupakan metode efektif memboikot pemilu yang di rasa tidak memberi manfaat apa-apa pada perbaikan bangsa, golput juga adalah hak politik yang di jamin UU,pertanyaan mendasar adalah untuk apa ada pemilu kalau kesejahteraan tidak hadir" ungkapnya.

"jadi  metode golput adalah cara sebagian kelompok untuk melawan mayoritas orang yang menggunakan pemilu hanya semata mata meraih kekuasaan" lanjutnya. Alamsyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...