KM TNC. Berikut salah satu ungkapan dosen senior STKIP Taman Siswa Bima Damhuji salah satu dosen senior dijejaring sosial facebook Senin (07/04) tentang Golput atau Suudzan, beliau menceritakan "Satu minggu terakhir ini saya sering diskusi
politik dengan mahasiswa" ungkapnya
Beberapa diantara mereka ada yang tak tertarik
dengan politik. ketika ditanya kenapa kalian tak tertarik dengan
politik? yaa nggak tertarik aja. "Apakah kalian sudah punya pilihan
untuk dicoblos pada tanggal 9 April nanti?" lanjut beliau. nggak punya pilihan pak
karena saya Golput. Kenapa kalian Golput? yaa suka2 kita dong
pak.
Itu salah satu ungkapan para mahasiswa, ternyata mereka tak punya alasanya yang jelas. saya melihat mereka
ini memang tak mau repot dan tak suka
berpikir buat kemaslahatan bersama. Mereka memiliki kemampuan berpikir
yang terbatas. Mereka juga tak memiliki kemampuan untuk menilai dan
memilih mana sosok yang mumpuni.
Mereka sudah terlanjur menganggap
bahwa semua Caleg tak ada yang berkualitas tanpa mau mengkaji dan
memahaminya terlebih dahulu. Betapa berbahayanya adik-adik ini memiliki
prasangka buruk / Suudzan sama orang lain.. Bukankah prasangka buruk itu
sangat tercela dan menutup ruang dan kesempatan untuk lahirnya pemimpin-pemimpin hebat. Sikap inilah yang membuat daerah kita tak pernah
melahirkan pemimpin daerah yang hebat. Kapan daerah kita bisa
melahirkan pemimpin seperti Jokowi, Tri Rismaharini, Ridwan Kamil,
Nurdin Abdullah, Sutoyo, dll Kalau prasangka buruk ini terus
dipelihara.
Sahid asal Parado memberikan komentar "Ada
beberapa hal menurut saya, mengapa masyarakat enggan menggunakan hak
pilihnya pada pemilu Legislatif : Pertama, adanya kekecewaan terhadap anggota
dewan yang terpilih karena tidak mampu memenuhi harapan mereka; Kedua,
Prilaku anggota dewan yang hedonis (walaupun
tdk semua); Ketiga, Praktek KKN makin merajalela dan sistematis(oleh
oknum anggota dewan); Keempat, Prilaku amoral dari oknum anggota dewan,
dll. Hal ini semua akan merusak citra Dewan secara kelembagaan dan
mempengaruhi pilihan masyarakat" ungkapnya.
Lain halnya Abdul Barry "saya
sebenarnya tidak mendukung golput,tapi yang pernah saya tau dalam sejarah
pergerakan mahasiswa indonesia ,mulai pemilu pertama kalau tidak salah tahun
55, golput merupakan metode efektif memboikot pemilu yang di rasa tidak
memberi manfaat apa-apa pada perbaikan bangsa, golput juga adalah hak politik
yang di jamin UU,pertanyaan mendasar adalah untuk apa ada pemilu kalau
kesejahteraan tidak hadir" ungkapnya.
"jadi metode golput adalah cara sebagian kelompok untuk melawan mayoritas
orang yang menggunakan pemilu hanya semata mata meraih kekuasaan" lanjutnya. Alamsyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar