KM TNC. Masjid Al-Hikmah Kelurahan Rabangodu Selatan Kecamatan Raba berdiri pada tahun 1975, Masjid tersebut merupakan Masjid tertua Ke 2 di Rabangodu setelah Masjid Baitul Hamid yang sebelum adanya pemekaran wilayah kelurahan. Dari sekian Masjid yang ada Di kota Bima Masjid Al-Hikmah menorehkan sejarah besar bagi masyarakat Rabangodu maupun Bima pada masanya. Berikut penuturan para pelaku sejarah Kulit Babi (Masjid Al-Hikmah) Rabangodu Selatan Drs. H. Muhdar H. Arsyad salah satu pelaku saksi sejarah.
Pada Tahun 1979 terjadi pelemparan Kuli Babi didalam Masjid oleh orang yang tidak dikenal yang dimana orang Islam kulit babi adalah merupakan najis dan harap, pada saat itu sehabis shalat dzuhur jamaah Masjid mencium bau yang menyengat didalam Masjid dan diselidikilah bau tersebut dan didapatlah dibawah sapu Masjid sepotong kulit besar yang menyenggat dan diketahui itu merupakan kulit babi spontan jamaah Masjid dan masyarakat Rabangodu menyerang dan ingin membakar Gereja. Masjid Al-Hikmah Rabangodu Selatan sebagian kecil masyarakat pendatang adalah beragama Kristen, sehingga membuat mereka terpojok sehingga pihak TNI turun tangan dan tidak bisa mengelak, terjadilah ketegangan antara Masyarakat dan pihak TNI sehingga masyarakat di tembaki, dipukuli dan diisolasi di rumah masing-masing serta diancam akan menembak ditempat jika ada masyarakat yang berani keluar rumah, kejadian tersebut hingga berhari-hari sehingga aktifitas masyarakat terganggu.
Keadaan semakin memanas lagi ketika orang-orang mengatas namakan agama dari daerah lain yaitu Donggo datang berbondong-bondong ingin menyerang tempat ibadah Masjid, akibat kejadian tersebut pihak TNI propinsi turun tangan dan mencari pokok permasalahan sehingga ditangkaplah pelaku peneror yang berasal dari pihak TNI dan diadili di pengadilan militer Mataram. Dari kejadian tersebut pihak TNI menyatakan permohonan maaf pada masyarakat Rabangodu saat itu dan setelah di ketahui asal mula ketegangan tersebut terjawablah bahwa iu semua merupakan proses intimidasi pihak-pihak tertentu agar terjadi kekacauan keamanaan saat itu karena adanya gesekan kekuasaan.
Dari kejadian tersebut disepakatilah perdamaian antara pihak TNI dan masyarakat Rabangodu saat itu dengan dibangunkannya monumen perdamaian di depan pintu halaman Masjid Al-Hikmah yang ditanda tangan oleh kepala TNI saat itu yang disaksikan langsung oleh masyarakat.
Monumen tersebut sudah dilakukan pembongkaran oleh para pengurus Masjid saat dilakukannya pelebaran pagar halam Masjid di Tahun 2013 bersamaan dengan renovasi atap Masjid.
Untuk menghilangkan dan mencairkan situasi tersebut pihak TNI saat itu melakukan kerja bakti gotong royong membersihkan Masjid.
Kejadian kulit babi menjadi salah satu sejarah bisu terjadinya perang ras mengatas namakan agama saat itu hingga saat ini masih dikenang oleh para pelaku saksi sejarah.
Paska kejadian tersebut toleransi antar agama saat ini terjaga dengan baik serta kehidupan masyarakat sangat harmonis dan damai sehingga saat ini. Alamsyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar