Baru sekitar sebulan petani So Tolo Kawinda menikmati fasilitas jembatan. Namun kini kondisi jembatan tersebut sudah mulai mengalami keretakan, hal ini menimbulkan kecemasan para petani yang melintas. Jembatan sepanjang sekitar 8 meter ini dibangun guna menghubungkan sawah yang ada di sebelah selatan dan utara yang dipisahkan oleh sungai. Sebelum adanya jembatan, petani menggunakan jembatan tradisional yang terbuat dari bambu dan kayu seadanya.
Beberapa minggu setelah proses pengerjaan jembatan ini selesai, terjadi banjir yang menyebabkan tanah di ujung jembatan tergerus. Sehingga pondasi jembatan sedikit bergeser. Anwar, petani yang biasa menggunakan jembatan ini mengaku was-was tiap melintas di jembatan tersebut. Sepanjang jembatan terlihat beberapa retakan kecil. “aneh kok baru dibikin jembatannya sudah mau rusak” keluhnya.
Anwar menduga selain karena adanya banjir, kerusakan jembatan disebabkan karena proses pengerjaan yang kurang bagus. Menurut Anwar besi kerangka jembatan tidak sampai ke ujung jembatan, dan hanya diletakkan dibagian tengah jembatan saja. “kalau begini tentu jembatannya tidak kuat dan akan cepat rusak kalau sering digunakan untuk mengangkut yang berat-berat” jelasnya. Dikhawatirkan jika datang banjir, maka jembatan ini semakin rusak. Petani berharap kerusakan kecil seperti ini cepat ditangani, jika dibiarkan maka lama kelamaan ditakutkan jembatan ini akan hancur. Apalagi sekarang sudah mulai musim hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar